Skip to main content

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Beton Bangunan Gedung

1. Pekerjaan Balok Beton

Teknis pelaksanaan pekerjaan :
A. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembesian, pekerjaan bekisting dan pekerjaan pengecoran.
B. Pekerjaan persiapan 
1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan membuat balok beton bertulang.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan material, antara lain: Portland cement, pasir, split, air, kaso, multiplek 12 mm, besi beton, kawat beton, dan paku.
4. Persiapan alat kerja, antara lain: waterpass, beton mixer ,meteran, bar bending, mesin potong besi , unting-unting, benang, vibrator, gerobak sorong, dan selang air.
C. Pengukuran
Surveyor melakukan pengukuran dengan waterpass dan memberi tanda (marking) untuk posisi titik perletakan balok beton.
D. Pekerjaan pembesian
1. Pembesian dilakukan terpisah, jadi perakitan pembesian tidak dirakit pada area kerja ring balok.
2. Setelah semua peralatan tersedia pada lokasi yang jauh dari area kerja ring balok, selanjutnya pekerjaan pembesian siap dimulai.
3. Untuk ring balok (15x58) cm, disiapkan 3 buah besi diameter 12  untuk bagian atas dan 5 buah besi diameter 12  untuk bagian bawah dan 2 buah besi diameter 10 untuk bagian tengah.
4. Begel untuk ring balok menggunakan besi diameter 8 dengan jarak antar begel 15 cm.
5. Kemudian begel diikatkan dengan kawat bendrat sebagai pengkakuan ring balok, pengikatan dibantu dengan tang gegep.
6. Setelah semua pembesian selesai, pastikan kembali posisi dan ukuran tiap komponen pembesian sesuai, serta pastikan juga bahwa kawat beton telah terikat dengan sempurna.
E. Pekerjaan Bekisting
1. Bekisting dipasang dalam 3 sisi, sisi kanan, sisi kiri dan sisi bawah, dipasang dengan multiplek 12mm sebagai bahan bekisting + tulangan kayu kaso 4/6. .
2. Ukur bekisting menggunakan meteran agar mendapatkan hasil yang sesuai, setelah itu kemudian letakkan bekisting pada tempat yang sudah ditentukan.
3. Bekisting diberikan skoor dari kayu reng 3/4 sebagai penguat tekanan saat coran dituangkan, antar skoor diberi jarak sekitar 30cm dengan skoor lainnya.
4. Pemasangan skoor dapat menggunakan paku sebagai perekatnya, kemudian paku dipakukan dengan menggunakan palu.
F. Pekerjaan pengecoran
1. Setelah bekisting terpasang dengan baik, bekisting diolesi minyak bekisting kemudian letakkan pembesian ring balok pada posisinya tepat didalam bekisting.
2. Pastikan pembesian telah terletak dengan sempurna pada posisinya didalam bekisting dengan membuat tahu-tahu beton di bawah dan digantung kiri kanan bagian dalam bekisting, dengan maksud mendapatkan selimut beton.
3. Pengecoran beton dilakukan menggunakan mutu beton K225.
4. Untuk memudahkan pekerjaan disiapkan gerobak sorong sebagai pengantar adukan ke areal pekerjaan
5. Setelah area siap, lakukan pengecoran beton dengan menuang adukan beton ke area pengecoran, Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama proses pengecoran berlangsung pemadatan beton menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai kepadatan maksimal.
G. Pekerjaan pembongkaran bekisting ring balok
1. Setelah beton berumur 28 hari (beton konvensional), sementara bekisting samping (tidak menahan momen) dapat dibuka > 24 jam dimana bentuk beton sudah stabil..
2. Pertama-tama, multiplek dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton pada multiplek dapat terlepas.
3. Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepaskan push pull.
4. Kendorkan baut-baut/paku-paku yang ada pada bekisting kolom praktis, sehingga rangkaian/panel bekisting terlepas.
H. Pekerjaan perawatan beton ring balok
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram /membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

2. Pekerjaan Membuat Sloof Beton

Teknis pelaksanaan pekerjaan
A. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembesian, Pekerjaan bekisting dan pekerjaan Pengecoran.
B. Pekerjaan persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan sloof beton.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan material, antara lain: Portland cement, pasir, split, air kaso, multiplek 12mm,  besi beton, kawat beton, paku, dan air.
4. Persiapan alat kerja, antara lain: concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang, dan selang air.
C. Pengukuran
Surveyor melakukan pengukuran dengan waterpass dan memberi tanda (marking) untuk posisi titik perletakan sloof beton.
D. Pekerjaan pembesian
1. Pembesian atau perakitan tulangan sloof beton dikerjakan ditempat lain yang lebih nyaman.
2. Perakitan sloof beton harus sesuai dengan gambar kerja.
3. Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama, sebelum pemasangan sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
4. Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan system silang.
5. Setelah tulangan selesai dirakit, besi tulangan diangkut ke lokasi yang akan dipasang.
E. Pekerjaan bekisting
1. Bekisting dipasang dalam 2 sisi, sisi kanan dan sisi kiri dipasang dengan multiplek 6mm sebagai bahan bekisting + tulangan kayu kaso 4/6.
2. Ukur bekisting menggunakan meteran agar mendapatkan hasil yang sesuai, setelah itu kemudian letakkan bekisting pada tempat yang sudah ditentukan.
3. Bekisting diberikan skoor dari kayu reng sebagai penguat tekanan saat coran dituangkan, antar skoor diberi jarak sekitar 30cm dengan skoor lainnya.
4. Pemasangan skoor dapat menggunakan paku sebagai perekatnya, kemudian paku dipakukan dengan menggunakan palu.
F. Pekerjaan pengecoran beton
1. Sebelum pengecoran terlebih dahulu harus diperiksa kekuatan acuan yang sudah dipasang / difabrikasi, semua ukuran sudah sesuai rencana.
2. Pengecoran beton dilakukan menggunakan mutu beton K225 ad. 1 Pc : 2 Ps : 3 Krl.
3. Setelah area siap, lakukan pengecoran beton dengan menuang adukan beton ke area pengecoran, Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama proses pengecoran berlangsung pemadatan beton menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai kepadatan maksimal.
G. Pekerjaan pembongkaran bekisting sloof beton
1. Setelah beton berumur > 24 jam sudah stabil (karena tidak menahan momen), maka bekisting sloof beton sudah dapat dibongkar.
2. Pertama-tama, multiplek dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton pada multiplek dapat terlepas.
3. Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepaskan push pull.
4. Kendorkan baut-baut/paku-paku yang ada pada bekisting sloof beton, sehingga rangkaian/panel bekisting terlepas.
H. Pekerjaan perawatan sloof beton
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram /membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

3. Pekerjaan Pelat Beton

Teknis pelaksanan pekerjaan
A. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan bekisting, pekerjaan pembesian dan pekerjaan pengecoran.
B. Pekerjaan persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan beton pelat dak t = 12 cm. 
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja, antara lain : Portland cement ,  pasir, split, kaso, multiplek,  besi beton, kawat beton, paku, dan air.
5. Persiapan alat kerja, antara lain : waterpass, meteran, bor listrik, gunting besi, pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, dan selang air.
C. Pekerjaan pengukuran
Surveyor melakukan pengukuran dengan waterpass dan memberi tanda (marking) untuk posisi titik perletakan pelat beton.
D. Pekerjaan bekisting
1. Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi daripada balok dan diperlukan main frame tambahan dengan menggunakan Joint pin. Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan mengatur base  jack dan U-head jack nya.
2. Pada U-head dipasang balok kayu 6/12 sejajar dengan arah cross brace dan diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
3. Kemudian dipasang multiplek 12 mm sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi pada pelat dan dijepit menggunakan siku. Multiplek 12 mm dipasang serapat mungkin, sehingga tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran.
4. Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan minyak bekisting sebagai pelumas agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk pekerjaan berikutnya.
5. Setelah pemasangan bekisting pelat dianggap selesai selanjutnya pengecekan tinggi level pada bekisting pelat dengan waterpass, jika sudah  selesai maka bekisting untuk pelat sudah siap.
E. Pekerjaan pembesian
1. Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah siap. Besi tulangan diangkat menggunakan tenaga manusia dan dipasang diatas bekisting pelat.
2. Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian pasang tulangan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
3. selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat beton.
4. Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas pelat. 
5. Setelah pembesian pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/ pemeriksaan untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian pelat dak yang diperiksa adalah, penyaluran pembesian pelat terhadap balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di pelat lantai, beton decking, dan kebersihannya.
F. Pekerjaan pengecoran
Pengecoran pelat dilakukan apabila pekerjaan bekisting dan pembesian pelat telah selesai dikerjakan dan  telah mendapat persetujuan melalui surat izin pengecoran dari konsultan pengawas.
Tahap-tahap pekerjaan pengecoran pelat dak :
1. Periksa kebersihan lokasi pelat sebelum pengecoran.
2. Melakukan pengadukan beton didalam molen menggunakan mutu beton K225 ad. 1 PC : 2 PS : 3 KRL.
3. Setelah area siap, lakukan pengecoran beton dengan menuang adukan beton ke area pengecoran, Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton. 
4. Selama proses pengecoran berlangsung pemadatan beton menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai kepadatan maksimal.
G. Pekerjaan pembongkaran bekisting
Pembongkaran bekisting pelat dilakukan 21 hari setelah pengecoran. Hal ini didasarkan pada nilai kuat tekan beton yang mampu terbebani pada umur 21 hari, dengan catatan aktivitas pada diatas dak tersebut dibatasi dan jangan terjadi penumpukan material dan interpolasi kuat tekan beton pada umur beton 28 hari.
H. Perawatan atau Curing Beton Pelat 
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap baik dilakukan perawatan beton. Perawatan dilakukan adalah dengan menyiram/membasahi permukaan beton  yang dilakukan minimal 2 kali sehari minimal dalam satu minggu .

4. Pekerjaan Kolom Beton Bertulang

Teknis pelaksanaan pekerjaan
A. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembesian, pekerjaan bekisting dan pekerjaan pengecoran.
B. Pekerjaan persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan kolom beton bertulang. 
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja, antara lain : Portland cement ,  pasir, split, kaso, multiplek,  besi beton, kawat beton, paku, dan air.
5. Persiapan alat kerja, antara lain : waterpass, meteran, bor listrik, gunting besi, pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, dan selang air.
C. Pekerjaan pengukuran
Surveyor melakukan pengukuran dengan waterpass dan memberi tanda (marking) untuk posisi titik perletakan kolom beton.
D. Pekerjaan pembesian
1. Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan ditempat lain yang lebih nyaman.
2. Perakitan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
3. Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama, sebelum pemasangan sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
4. Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan system silang.
5. Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut ke lokasi yang akan dipasang.
6. Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
E. Pekerjaan bekisting
1. Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.
2. Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom sebelumnya sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100 cm dari masing – masing as kolom.
3. Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai sesuai dengan dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam penempatan bekisting kolom.
4. Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting.
5. Pasang sepatu kolom pada tulangan utama dan tulangan sengkang.
6. Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
7. Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.
F. Pekerjaan pengecoran
1. Sebelum pengecoran terlebih dahulu harus diperiksa kekuatan acuan yang sudah dipasang / difabrikasi, semua ukuran sudah sesuai rencana.
2. Pengecoran beton dilakukan menggunakan mutu beton K225 ad. 1 Pc : 2 Ps : 3 Krl.
3. Setelah area siap, lakukan pengecoran beton dengan menuang adukan beton ke area pengecoran, Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama proses pengecoran berlangsung pemadatan beton menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai kepadatan maksimal.
G. Pekerjaan pembongkaran bekisting kolom beton
1. Setelah beton berumur > 24 jam sudah stabil (karena tidak menahan momen), maka bekisting kolom beton sudah dapat dibongkar.
2. Pertama-tama, multiplek dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton pada multiplek dapat terlepas.
3. Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepaskan push pull.
4. Kendorkan baut-baut/paku-paku yang ada pada bekisting sloof beton, sehingga rangkaian/panel bekisting terlepas.
H. Pekerjaan perawatan kolom beton
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram /membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

5. Pekerjaan Kolom Praktis

Teknis pelaksanaan pekerjaan
A. Lingkup pekerjaan
Melakukan Pekerjaan besi, Pekerjaan bekisting dan pekerjaan Pengecoran
B. Pekerjaan persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan kolom praktis 
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material, antara lain : Portland cement,  pasir, split, kaso, multiplek 12mm,  besi beton, kawat beton, paku, dan air.
5. Persiapan alat kerja, antara lain : theodolith, waterpass, concrete mixer ,meteran, bor listrik, gunting besi, pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, dan selang air.
C. Pengukuran
Surveyor melakukan pengukuran dengan theodolith dan memberi tanda (marking) untuk posisi titik perletakan kolom beton praktis.
D. Pekerjaan pembesian
1. Pembesian atau perakitan tulangan kolom praktis dikerjakan ditempat lain yang lebih nyaman.
2. Perakitan kolom praktis harus sesuai dengan gambar kerja.
3. Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama, sebelum pemasangan sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
4. Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan system silang.
5. Setelah tulangan selesai dirakit, besi tulangan diangkut ke lokasi yang akan dipasang.
6. Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
E. Pekerjaan bekisting
1. Bekisting dipasang dalam 2 sisi, sisi depan dan sisi belakang, dipasang dengan multiplek sebagai bahan bekisting + tulangan kayu kaso 4/6.
2. Ukur bekisting menggunakan meteran agar mendapatkan hasil yang sesuai, setelah itu kemudian letakkan bekisting pada tempat yang sudah ditentukan.
3. Bekisting diberikan skoor dari kawat beton sebagai penguat tekanan saat coran dituangkan, antar skoor diberi jarak sekitar 30cm dengan skoor lainnya.
4. Pemasangan skoor dapat menggunakan paku sebagai perekatnya, kemudian paku dipakukan dengan menggunakan palu.
F. Pekerjaan pengecoran beton
1. Sebelum pengecoran terlebih dahulu harus diperiksa kekuatan acuan yang sudah dipasang / difabrikasi, semua ukuran sudah sesuai rencana.
2. Pengecoran beton dilakukan menggunakan mutu beton K225 ad. 1 Pc : 2 Ps : 3 Krl.
3. Setelah area siap, lakukan pengecoran beton dengan menuang adukan beton ke area pengecoran, Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama proses pengecoran berlangsung pemadatan beton menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai kepadatan maksimal.
G. Pekerjaan pembongkaran bekisting kolom praktis
1. Setelah bentuk beton sudah stabil yaitu umur > 24 jam, maka bekisting kolom praktis sudah dapat dibongkar.
2. Pertama-tama, multiplek dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton pada multiplek dapat terlepas.
3. Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepaskan push pull.
4. Kendorkan baut-baut/paku-paku yang ada pada bekisting kolom praktis, sehingga rangkaian/panel bekisting terlepas.
H. Pekerjaan perawatan beton kolom praktis
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram /membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

A. PEKERJAAN MEKANIKAL 1. Pekerjaan Septic Tank Bio – Master Teknis pelaksanaan pekerjaan A. Pekerjaan persiapan 1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan septic tank bio-master.  2. Approval material yang akan digunakan. 3. Persiapan lahan kerja. 4. Persiapan material kerja, antara lain : septic tank bio-master. 5. Persiapan alat kerja : waterpass, dll.. B. Pengukuran 1. Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melakukan pengukuran dengan waterpass untuk menentukan leveling Septic Tank  Bio-Master yang mau dipasang. 2. Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat. C. Pelaksanaan pekerjaan 1. Letakkan Septic tank pada dudukan beton dan atur posisi dengan benar. 2. Sambungkan pipa – pipa saluran (inlet, outlet, dan ventilasi) 3. Melakukan timbunan tanah pada sekeliling septic tank. 4. Isi air sampai penuh / air keluar dari pipa outlet 5. Melakukan perapihan hasil pekerjaan. 2. Pekerjaan Pemasangan Kloset Duduk  Teknis pelaksanaan pekerjaa...

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Beton Tangga

1. Pekerjaan Pondasi Tangga Teknis pelaksanaan pekerjaan a) Lingkup pekerjaan Pekerjaan pembesian, Pekerjaan bekisting dan pekerjaan Pengecoran. b) Pekerjaan persiapan 1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan pondasi tangga. 2. Approval material yang akan digunakan. 3. Persiapan material, antara lain: Beton Readymix, Mutu K-300, kaso, multiplek 12mm,  besi beton, kawat beton, paku, dan air. 4. Persiapan alat kerja, antara lain:  waterpass, beton mixer ,meteran, bar bending, mesin potong besi , unting-unting, benang, vibrator, raskam, gerobak, dan selang air. c) Pengukuran Surveyor melakukan pengukuran dengan waterpass dan memberi tanda (marking) untuk posisi titik perletakan pondasi tangga. d) Pekerjaan pembesian 1. Pembesian atau perakitan tulangan pondasi tangga dikerjakan ditempat lain yang lebih nyaman. 2. Perakitan pondasi tangga harus sesuai dengan gambar kerja. 3. Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama, sebelum pemasangan sengkang, terlebih dahulu dibuat ...

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pemasangan Panel

Teknis Pelaksanaan Pekerjaan a) Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi pengadaan semua tenaga pekerja, bahan dan peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan. b) Pekerjaan persiapan 1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan Panel. 2. Approval material yang akan digunakan. 3. Persiapan lahan kerja. 4. Persiapan material kerja, antara lain : MCCB 100A 3P, MCCB 50A 3P, MCB 20A, 1P, MCB 10A, 1P, Box Panel - (HxWxD) : 400 x 500 x 250 mm, Kabel NYY 4 x 16 mm, Kabel BC 50 mm, kabel NYfGbY 4 x 300 mm, komponen-komponen panel, dinabolt,  dll. 5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, bor tangan, obeng, kunci pas, cutter, dll. c) Pekerjaan pengukuran 1. Level/peil panel diukur dahulu dengan menggunakan waterpass  d) Pelaksanaan pekerjaan Pemasangan kabel NYfGbY 4 x 300 mm 1. Kabel vertical dipasang pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana pipa tersebut ditanam dulu pada dinding bata sebelum dip...